KUMPULAN PUISI KELAS X TAHFIZH
PUISI REVALZA AHZA ALDYA X
TAHFIZH
Dialah pahlawan pengetahuan
juga ilmu
Dia pahlawan yang tak kenal
kata lelah
Pahlawan dengan beribu
cobaan
Kelelahan, ketelatenan, dan
kesabaran
Dia kan sedih kala murid
tertinggal ilmu
Dia kan resah kala murid tak
datang ke sekolah
Dia bisa bahagia di tengah
tawa sang murid
Dia pun bisa lupa segala
kala murid belajar nan aantusiasnya
Ucapan jail sang murid
Menjadi hiburan baginya
Keberhasilan anak didik
Adalah bahagianya
Kalaupun anak didik sudah
pergi
Itu tetap anak didiknya
Karna itu, tak ada kata
mantan guru bagi murid
Apalagi bekas guru, sama
sekali tak patut
PUISI ARDHIKA ADHA PUTRA
HATI PEJUANG
Pejuang yang tak henti.
Melawan arus ombak merah.
Dengan percikan api.
Dan badan dengan penuh darah.
Pedih luka kau
rasa.
Parah tulang
belulang kau derita.
Demi Indonesia
kita.
Kau lah
pahlawan tanpa jasa.
PUISI
AISYAH NURAINI
Mimpi
Kaki ini terus melangkah
Tak peduli rintangan
menghandang
tangan ini terus Menggenggap
Menggenggam yang seharusnya kugenggam
Hati yang mengeluarkan
ketenangan
Bangun dari keheningan malam
Mengangkat kedua tangan
Memanjatkan doa-doa
Memohon pada sang pecipta
Memberi jalan selebar-lebarnya
Dari hati yang paling tulus
Mohon wujudkan semua mimpiku
PUISI RIZKIA
Nelangsa Sengsara]
Terkesampingkan
kesetaraan--kesejahteraan
yang ada hanyalah kebinasaan
desah keresahan berserakan
tertampak jelas indah
penderitaan
Sekolah dimahalkan
kebodohan bukan lagi kejutan
pengangguran--kemiskinan
adalah kenyataan
kejahatan terjadi, tidak
pantas dipertanyakan
Sedu sedan pertanian
penghapusan lahan demi
pembangunan
iming-iming kemakmuran
yang ada hanya kehancuran--mata
pencarian
Liar penebangan pohon pada
hutan
silih bergantian tanpa
penanganan
air bandang datang menakutkan
lantas, siapa yang mau
disalahkan?
Retorika dilantunkan
berkoar meminta
keadilan--bersamaan
di depan gedung pemerintahan
yang diajukan untuk sang
dewan
Kesejahteraan hanya kehampaan
jeritan penderitaan pasti
didapatkan
kuserahkan semua ini pada
Tuhan
agar tercabut semua kutukan—kesenjangan
PUISI AFFIFAH AFRO SOLIS
Sahabat
Dalam sedih kutemukan pelukan
Dalam bahagia kudapat keluarga
Kau yang selalu hadir dalam perih
Dan turut tersenyum dalam bahagia
Menolongmu membantu
Menjagamu adalah
Jika suatu hari nanti kamu lupa
Ingatlah kenangan saat tertawa bersama
Waktu-waktu yang kita minta berharga
Adalah memori terindah bagi jiwa
Tidak ada yang bisa kui menyegarkan
Selain sahabat
Jarak dekat angka
Tak akan jadi penghalang
Terimakasih kuucap lewat doa
Semoga sahabat selalu bahagia
PUISI AULIA ANDHARA FAUZI
Pukul Malam
Termenung pada nyata yang semu
tentang hari esok yang tak lagi seru
tunduh menyeruak ingin menemu
semangat pada asa hampa menderu
Senyap datang menyapa sepi
menagih janji pada mimpi
menerka garis henti tak bertepi
merengkuh arti pada ambisi
Menyantap harap dengan lahap pada lelap
benci mimpi pada harap telah meluap
seakan harap sumber segala sebab
Semua tanya, rumpang pada jawab
Hampa menghamba pada pekat
Pengap udara terhirup penghisap
gagal pada hasil telah melekat
rentet siraman doa tidak lagi meresap
Rinai rintihan dalam isak
bentak hanya jadi berontak
gemercak congkak telah melonjak
Kesengsaraan temaram siap mengepak
PUISI MUHAMMAD AFRIZAL
(Jarak)
Mari tinggal sejenak
Menghitung jejak yang masih setia
Berdetak pada rasa yang kini berjarak
Memang pernah ada
Cinta yang mematahkanku
Dan kau yang selalu kuragu
Menyihir kata menjelma puisi
Yang entah kau tunjukkan untuk siapa
Pernah suatu ketika
Aku menahan laju jarum jam
Di ujung jalan itu
Agar kau dan aku
Dapat tinggal lebih lama
Kau memang kerap terisau dengan angka angka
Sedangkan aku bersikeras
Untuk menjadikan kita ada
Menjelang malam
Setelah puas mengupas jarak
Mendadak,
Kau seolah lupa bergegas hendak beranjak
Padahal suara hujan masih terdengar serak
Dan aku terjebak
Dalam sepasang mata dan putus asa
Dan aku kembali pulang dengan luka yang sama
Tanyaku,
Apa kau bahagia?
PUISI ARAMITHA
"Pandangan pertama pada
senja"
Aku terbuai
Aku terpesona oleh sinar hangatnya
Senja kala itu malu menatap ku dengan sembunyi-sembunyi
Aku tak ragu menatapnya diujung sana
Binar cahaya nan indah tak tertandingi
Aku terhanyut lembanyunnya yang tampak semu
Gagah nan sangat berseri
Seakan diliputi kekejaman dengan campuran kelembutan
Sayangnya kini senja berubah
Luka membuatnya tertutup sendu
Senja
Kala itu mampu membuat aku terdiam seribu bahasa
Merubah aku menjadi manusia pemarah
Memiliki prasangka dan rasa cemburu buta
Senja
Kehadiranmu selalu menghadirkan kegundahan
Seandainya aku boleh bertanya
Apakah arti rasa ku hingga kini aku melangkah tak tentu arah?
PUISI RIFQAH
Rumit
Dongeng yg menjelma sembilu
Ciptakan aku sebagai pilu
Seakan dibiarkan hidup dalam sendu
Setiap kali rindu datang hanya sendu yang memandu
Hadirnya seperti candu meski aku harus rela menunggu.
Kini,
Hilangny tinggal pelik
Ciptakan tangis hingga memekik
Seakan sengaja hadirkan duka yang terus mencekik
Lalu kapan, alurku tidak kembali terjal meski setitik ?
PUISI ZAHRA AULIA AMANDA
SENJA
Hai, Senja.
Entah ini kali keberapa kita berpapasan.
Kau menyapa ramah diriku di penghujung hari.
Menikmati suatu keindah di salah satu tempat dari sekian
banyaknya belahan bumi.
Aku suka caramu dalam menyapa lembut bersama angin.
Aku suka caramu membawa sebuah kesunyian.
Aku suka caramu dalam membawaku pada sebuah ketenangan.
Aku suka semua caramu dalam hal memikat diri ini.
Sayang nya kau hanya datang sesaat.
---SajakSenjaKu---
PUISI NALA HASYA
Ruang Waktu
Detik merambat melaju
Menghempas bingkai foto atau handuk basah
Semua menguliti waktu
Ketika rindu menerjang semu
Tiada remang-remang datang
Tiada bayang-bayang samar
Hanya luka berbuah nestapa
Menggerayangi jarum jam memeluk
Ini ruang penuh segala kenang
Jangan lagi tandang meradang
Biar keluh kesah memanen resah
Segala ketiadaan adalah kegetiran
Tangan mengepal siap menyerbu
Ketika ruang diiming-imingi rindu
Tak ada yang mencari syahdu
Dalam gelap meunggu temu
PUISI NAZEEYA FATINA
Di Kamar
Ini kamar ruang imaji riang berlari
Berloncatan dari mungil kepalaku
Di kerikil-kerikil waktu yang membatu
Ketika di dadaku kamu mengapi-api
Ini kamar ruang imaji riang berlari
Bertualang cari sekuntum hakiki diri
Di belantara kata dan semak sajak
Ketika harum keringatmu menguak
Ini kamar liang saksi
Terbit imaji, aku, dan puisi.
PUISI AMIRA SALWA
Yang Tidak Pergi
Raga dan jiwa mungkin pergi
Tapi cinta kita tidak pergi
Sayang kita tidak pernah pergi
Ada selalu di dalam hati
Cinta kami untuk ayah
Cinta yang akan selalu bersemi
Sayang kami untuk ayah
Sayang yang tiada berhenti
Ayah tidak pernah pergi
Karena cinta dan sayang ini
Ayah selalu ada bagi kami
Di dalam sanubari.
PUISI SALMA AMANI
GURU
Rautmu tak pernah terlihat lelah
Panas dan hujanpun kau tetap mengajar
Demi anak didikmu
Demi masa depan anak didikmu
Wahai guru
Kau Adalah pelita Yang Bersinar
Terang benderang kala Gelap
Kau Adalah pahlawan Tanpa Tanda jasa
Tuk memajukan bangsa
Kamu telah mengajarkari kami banyak pengetahuan
Ilmu, pertemuan, juga kedisiplinan
Kau ajari kami lewat lisan juga sikapmu
Kau adalah teladan bagi kami
Terima kasih,
guru Wahai
Jasamu kan ku ukir
Dalam hati pun berpikiranku
PUISI ARIFANA ISMIR
Tak Semestinya
Cipt : Arifana Ismir X Tahfizh
Ada yang sedang tersakiti
dan ingin melepas pergi.
Padahal ia masih mencintai.
Dan ia juga tahu ia tak dicintai lagi.
Ia pun tahu ia menaruh hatinya di tempat yang tak semestinya.
Lalu ia pun bertanya-tanya pada semesta perihal hati yang fana.
Ketahuilah ia ingin
tetap tinggal
dan ingin bersua.
PUISI ACHMAD ABIDZAR ATTAWAN
KEPADA
KOPI
Engkau adalah seasli-aslinya
puisi
Melarik resah dalam paragraf
sunyi
Hari adalah kumpulan mimpi
Menyublim dalam segaris aksi
Yang perlu perayaan
Sebelum lelah bersuara lantang
Secangkirmu tersaji hangat
Tanpa perlu nyinyir,
mengusir penat
PUISI ABEL
JUDUL …………………………………….
Dari wajah mu yg polos
ideologi laknat mu yg siap menghancurkan habib, ulama, dan mujahid.
Mereka.... mereka manusia
gugur beregelempangan bersimpah darah, tak pandang bulh yg tua dan yg l muda di
habisi oleh mereka yg buta lagi berkacamata kuda
Mereka para mujahid hanya
meminta keadilan yg seadil adil nya, apa sambutan dari usaha mereka di bulan
ramadan ini??
Gas air mata dan peluru tajam
di tubuh mereka...
Demi allah engkau hanya
seongok daging yang munafik
0 komentar:
Posting Komentar