Senin, 22 Juli 2019

KUMPULAN PUISI KELAS X TAHFIZH SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI

KUMPULAN PUISI KELAS X TAHFIZH

PUISI REVALZA AHZA ALDYA X TAHFIZH

Dialah pahlawan pengetahuan juga ilmu
Dia pahlawan yang tak kenal kata lelah
Pahlawan dengan beribu cobaan
Kelelahan, ketelatenan, dan kesabaran
Dia kan sedih kala murid tertinggal ilmu
Dia kan resah kala murid tak datang ke sekolah
Dia bisa bahagia di tengah tawa sang murid
Dia pun bisa lupa segala kala murid belajar nan aantusiasnya
Ucapan jail sang murid
Menjadi hiburan baginya
Keberhasilan anak didik
Adalah bahagianya
Kalaupun anak didik sudah pergi
Itu tetap anak didiknya
Karna itu, tak ada kata mantan guru bagi murid
Apalagi bekas guru, sama sekali tak patut
















PUISI ARDHIKA ADHA PUTRA

HATI PEJUANG

Pejuang yang tak henti.
Melawan arus ombak merah.
Dengan percikan api.
Dan badan dengan penuh darah.

              Pedih luka kau rasa.
              Parah tulang belulang kau derita.
              Demi Indonesia kita.
              Kau lah pahlawan tanpa jasa.
























PUISI AISYAH NURAINI

Mimpi

Kaki ini terus melangkah
Tak peduli rintangan menghandang
tangan ini terus Menggenggap Menggenggam yang seharusnya kugenggam

Hati yang mengeluarkan ketenangan
Bangun dari keheningan malam
Mengangkat kedua tangan
Memanjatkan doa-doa

Memohon pada sang pecipta
Memberi jalan selebar-lebarnya
Dari hati yang paling tulus
Mohon wujudkan semua mimpiku















PUISI RIZKIA

Nelangsa Sengsara]

Terkesampingkan kesetaraan--kesejahteraan
yang ada hanyalah kebinasaan
desah keresahan berserakan
tertampak jelas indah penderitaan

Sekolah dimahalkan
kebodohan bukan lagi kejutan
pengangguran--kemiskinan adalah kenyataan
kejahatan terjadi, tidak pantas dipertanyakan
                                          
Sedu sedan pertanian
penghapusan lahan demi pembangunan
iming-iming kemakmuran
yang ada hanya kehancuran--mata pencarian

Liar penebangan pohon pada hutan
silih bergantian tanpa penanganan
air bandang datang menakutkan
lantas, siapa yang mau disalahkan?

Retorika dilantunkan
berkoar meminta keadilan--bersamaan
di depan gedung pemerintahan
yang diajukan untuk sang dewan

Kesejahteraan hanya kehampaan
jeritan penderitaan pasti didapatkan
kuserahkan semua ini pada Tuhan
agar tercabut semua kutukan—kesenjangan


PUISI AFFIFAH AFRO SOLIS




Sahabat

Dalam sedih kutemukan pelukan 
Dalam bahagia kudapat keluarga 
Kau yang selalu hadir dalam perih 
Dan turut tersenyum dalam bahagia 
Menolongmu membantu 
Menjagamu adalah

Jika suatu hari nanti kamu lupa 
Ingatlah kenangan saat tertawa bersama 
Waktu-waktu yang kita minta berharga 
Adalah memori terindah bagi jiwa

Tidak ada yang bisa kui menyegarkan 
Selain sahabat 
Jarak dekat angka 
Tak akan jadi penghalang 
Terimakasih kuucap lewat doa 
Semoga sahabat selalu bahagia












PUISI AULIA ANDHARA FAUZI

Pukul Malam

Termenung pada nyata yang semu
tentang hari esok yang tak lagi seru
tunduh menyeruak ingin menemu
semangat pada asa hampa menderu

Senyap datang menyapa sepi
menagih janji pada mimpi
menerka garis henti tak bertepi
merengkuh arti pada ambisi

Menyantap harap dengan lahap pada lelap
benci mimpi pada harap telah meluap
seakan harap sumber segala sebab
Semua tanya, rumpang pada jawab

Hampa menghamba pada pekat
Pengap udara terhirup penghisap
gagal pada hasil telah melekat
rentet siraman doa tidak lagi meresap

Rinai rintihan dalam isak
bentak hanya jadi berontak
gemercak congkak telah melonjak
Kesengsaraan temaram siap mengepak








PUISI MUHAMMAD AFRIZAL

(Jarak)
Mari tinggal sejenak
Menghitung jejak yang masih setia
Berdetak pada rasa yang kini berjarak
Memang pernah ada
Cinta yang mematahkanku

Dan kau yang selalu kuragu
Menyihir kata menjelma puisi
Yang entah kau tunjukkan untuk siapa

Pernah suatu ketika
Aku menahan laju jarum jam
Di ujung jalan itu
Agar kau dan aku
Dapat tinggal lebih lama

Kau memang kerap terisau dengan angka angka
Sedangkan aku bersikeras
Untuk menjadikan kita ada

Menjelang malam
Setelah puas mengupas jarak
Mendadak,
Kau seolah lupa bergegas hendak beranjak
Padahal suara hujan masih terdengar serak
Dan aku terjebak

Dalam sepasang mata dan putus asa
Dan aku kembali pulang dengan luka yang sama
Tanyaku,
Apa kau bahagia?



PUISI ARAMITHA

       "Pandangan pertama pada senja"

Aku terbuai 
Aku terpesona oleh sinar hangatnya
Senja kala itu malu menatap ku dengan sembunyi-sembunyi
Aku tak ragu menatapnya diujung sana 
Binar cahaya nan indah tak tertandingi
Aku terhanyut lembanyunnya yang tampak semu
Gagah nan sangat berseri
Seakan diliputi kekejaman dengan campuran kelembutan
Sayangnya kini senja berubah
Luka membuatnya tertutup sendu

Senja
Kala itu mampu membuat aku terdiam seribu bahasa
Merubah aku menjadi manusia pemarah
Memiliki prasangka dan rasa cemburu buta

Senja
Kehadiranmu selalu menghadirkan kegundahan
Seandainya aku boleh bertanya 
Apakah arti rasa ku hingga kini aku melangkah tak tentu arah?













PUISI RIFQAH

Rumit 
Dongeng yg menjelma sembilu
Ciptakan aku sebagai pilu
Seakan dibiarkan hidup dalam sendu
Setiap kali rindu datang hanya sendu yang memandu
Hadirnya seperti candu meski aku harus rela menunggu.

Kini, 
Hilangny tinggal pelik 
Ciptakan tangis hingga memekik
Seakan sengaja hadirkan duka yang terus mencekik
Lalu kapan, alurku tidak kembali terjal meski setitik ?



















PUISI ZAHRA AULIA AMANDA

SENJA

Hai, Senja.
Entah ini kali keberapa kita berpapasan.
Kau menyapa ramah diriku di penghujung hari.
Menikmati suatu keindah di salah satu tempat dari sekian banyaknya belahan bumi.

Aku suka caramu dalam menyapa lembut bersama angin.
Aku suka caramu membawa sebuah kesunyian.

Aku suka caramu dalam membawaku pada sebuah ketenangan.
Aku suka semua caramu dalam hal memikat diri ini.

Sayang nya kau hanya datang sesaat.

---SajakSenjaKu---

















PUISI NALA HASYA

Ruang Waktu

Detik merambat melaju
Menghempas bingkai foto atau handuk basah
Semua menguliti waktu
Ketika rindu menerjang semu

Tiada remang-remang datang
Tiada bayang-bayang samar
Hanya luka berbuah nestapa
Menggerayangi jarum jam memeluk

Ini ruang penuh segala kenang
Jangan lagi tandang meradang
Biar keluh kesah memanen resah
Segala ketiadaan adalah kegetiran

Tangan mengepal siap menyerbu
Ketika ruang diiming-imingi rindu
Tak ada yang mencari syahdu
Dalam gelap meunggu temu













PUISI NAZEEYA FATINA

Di Kamar

Ini kamar ruang imaji riang berlari
Berloncatan dari mungil kepalaku
Di kerikil-kerikil waktu yang membatu
Ketika di dadaku kamu mengapi-api
Ini kamar ruang imaji riang berlari
Bertualang cari sekuntum hakiki diri
Di belantara kata dan semak sajak
Ketika harum keringatmu menguak
Ini kamar liang saksi
Terbit imaji, aku, dan puisi.























PUISI AMIRA SALWA

Yang Tidak Pergi

Raga dan jiwa mungkin pergi
Tapi cinta kita tidak pergi
Sayang kita tidak pernah pergi
Ada selalu di dalam hati
Cinta kami untuk ayah
Cinta yang akan selalu bersemi
Sayang kami untuk ayah
Sayang yang tiada berhenti
Ayah tidak pernah pergi
Karena cinta dan sayang ini
Ayah selalu ada bagi kami
Di dalam sanubari.

















PUISI SALMA AMANI
         
           GURU

Rautmu tak pernah terlihat lelah 
Panas dan hujanpun kau tetap mengajar 
Demi anak didikmu 
Demi masa depan anak didikmu

Wahai guru 
Kau Adalah pelita Yang Bersinar 
Terang benderang kala Gelap 
Kau Adalah pahlawan Tanpa Tanda jasa 
Tuk memajukan bangsa

Kamu telah mengajarkari kami banyak pengetahuan 
Ilmu, pertemuan, juga kedisiplinan 
Kau ajari kami lewat lisan juga sikapmu 
Kau adalah teladan bagi kami

Terima kasih, 
guru Wahai 
Jasamu kan ku ukir 
Dalam hati pun berpikiranku











PUISI ARIFANA ISMIR

Tak Semestinya
Cipt : Arifana Ismir X Tahfizh

Ada yang sedang tersakiti
dan ingin melepas pergi.
Padahal ia masih mencintai.
Dan ia juga tahu ia tak dicintai lagi.

Ia pun tahu ia menaruh hatinya di tempat yang tak semestinya.
Lalu ia pun bertanya-tanya pada semesta perihal hati yang fana.

Ketahuilah ia ingin 
tetap tinggal 
dan ingin bersua.

















PUISI ACHMAD ABIDZAR ATTAWAN

KEPADA KOPI


Engkau adalah seasli-aslinya puisi

Melarik resah dalam paragraf sunyi

Hari adalah kumpulan mimpi

Menyublim dalam segaris aksi

Yang perlu perayaan

Sebelum lelah bersuara lantang

Secangkirmu tersaji hangat

Tanpa perlu nyinyir, mengusir penat















PUISI ABEL

JUDUL …………………………………….


Dari wajah mu yg polos ideologi laknat mu yg siap menghancurkan habib, ulama, dan mujahid.

Mereka.... mereka manusia gugur beregelempangan bersimpah darah, tak pandang bulh yg tua dan yg l muda di habisi oleh mereka yg buta lagi berkacamata kuda

Mereka para mujahid hanya meminta keadilan yg seadil adil nya, apa sambutan dari usaha mereka di bulan ramadan ini??

Gas air mata dan peluru tajam di tubuh mereka...

Demi allah engkau hanya seongok daging yang munafik

0 komentar:

Posting Komentar